Kisah Polisi Bripda Muthia Yang Dianiaya
Kisah Polisi Bripda
Muthia Yang Dianiaya – Kembali lagi dunia jagat maya di tanah air
memunculkan tokoh popular baru dari jajaran kepolisian. Sebelumnya ada Norman
Kamaru dengan goyang caya caya. Lalu ada wanita cantik anggota satpol PP. Dan
kini ada Bripda Muthia yang menjadi bahan pembicaraan orang baik di warung kopi
maupun internet. Namun nama tenar Bripda Muthia bukan lantaran karena ia
memiliki wajah yang cantik, ayu rupawan melainkan ia juga mengalami tindak
kekerasan oleh rekannya sesama polisi.
Kisah Polisi Bripda Muthia Yang Dianiaya (www.bintang.com) |
Bripda Muthia merupakan polisi wanita yang cantik yang
berasal dari daerah kota hujan bogor. Banyak netizen menganggap wanita ramah
ini secantik artis korea. Padahal para polisi wanita di tanah air kini mulai
tampil cantik dan menawan. Hingga mereka tampil di berbagai siaran televisi seperti
Metrotv, Traffic center, Hallo polisi Indosiar dan lain sebagainya.
Setelah ditelusuri lebih dalam ternyata Bripda Muthia
seorang anak kandung dari artis terkenal bernama Yanti Yaseer seorang bintang
sinetron FTV. Walah pantesan saja. Pada sebuah foto di media social tampak
Bripda Muthia bersanding dengan Yanti Yaseer sang ibunda kandung. Bripda Muthia
masuk ke sekolah Polisi Wanita demi meraih cita-citanya.
Kisah Polisi Bripda
Muthia Yang Dianiaya
Sejak kecil Bripda Muthia sudah biasa tampil menjadi model
maupun artis sinetron. Menjadi polisi wanita adalah kehendak sendiri. Dalam proses
perekrutan menjadi polwan, wanita cantik ini harus mengisi berjibun kertas persyaratan
dan pendaftaran. Dan akhirnya ia lulus menjadi Polwan RI.
Kekerasan terhadap polisi wanita Indonesia oleh oknum polisi
seringkali terjadi. Misalnya tetangga penulis bernama Dikdik Hermawan seorang
anggota polisi Brimob menikah dengan sesama anggota polisi (Polwan). Dimana mereka
menikah dengan sukacita. Namun berjalan waktu, polisi wanita yang dinikahi oleh
Dikdik selalu menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan urusan rumah tangga.
Pendek kata, polisi tak terlepas dari urusan main pukul dan
kekerasan. Sudah terbiasa keras sehingga terhadap isteri tercinta sering
bermain kasar. Terhadap kekasih sering bermain kasar. Apalagi anggota polwan
masih bawahannya. Hal itulah yang dialami oleh Bripda Muthia.
Sehingga tak aneh jika dulu, stigma polisi itu serem masih
melekat kuat hingga sekarang ini. Meninggalnya Suyono oleh anggota densus 88
menjadi contoh. Pelaku criminal seringkali dipukuli oleh polisi. Citra polisi
yang hendak dikembangkan kepada masyarakat sekarang adalah religious, ramah
tamah dan bersahabat. Hanya segelintir orang yang merusak nama baik corp
kepolisian Indonesia.
Dalam proses rekrutmen menjadi anggota polisi harus
transparan dan bebas korupsi. Tindak kekerasan seorang anggota polisi tidak dibenarkan
bagaimanapun. Rekan penulis pernah dikeroyok oleh polisi karena pernah merusak
sepeda motornya. Alangkah lebih baik polisi sekarang bersikap bijak jangan main
kekerasan. Tak ada yang suka kekrasan yang suka adalah sikap empati dan bijak. Kisah Polisi Bripda Muthia Yang Dianiaya
Komentar
Posting Komentar