Kisah Sukses Pengacara Advokat Jujur Hebat
Kisah Sukses Pengacara Advokat Jujur Hebat - Untuk mencapai sesuatu keberhasilan
tidaklah mungkin diperoleh hanya dengan berpangku tangan atau bekerja seadanya
artinya harus mau bekerja keras, berusaha maksimal, bersemangat, ulet, jujur,
banyak belajar dan yakin dengan apa yang dikerjakan akan berhasil, dengan rasa
penuh tanggung jawab dan berpedoman pada ajaran-ajaran agama. Ketika kerja
keras dan usaha maksimal telah kita jalani, masih ada hal lain yang tidak bisa
diabaikan dan dilupakan oleh manusia untuk mencapai keberhasilan tersebut,
yakni berdo'a mengharapkan pertolongan dari Allah SWT. Demikian kunci sukses Iwa
Asyarif didalam menjalani kehidupannya maupun sebagai seorang Advokat.
Kisah Sukses Pengacara Advokat Jujur Hebat |
Pria yang akrab disapa Iwa ini lahir
di Bandung pada tanggal 22 Juni 1948. Pada masa kecilnya ia sering diajak oleh
ayahnya seorang tokoh PNI untuk mengadakan kunjungan ke berbagai daerah,
sehingga semenjak SR (Sekolah Rakyat )
ia sudah menyenangi pidato Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno dan
sekaligus mengagumi sosok Proklamator tersebut. Lalu pada usia 11 tahun ketika
masih duduk di SMP, ia membuka taman bacaan dengan nama Taman Bacaan Sederhana
di rumahnya. Dengan diberi modal satu buku oleh ayahnya, ia terus mengembangkan
taman bacaannya hingga menjadi ribuan buku. "Orang yang pinjam buku bukan
hanya dari daerah sekitar tapi ada juga dari orang yang alamatnya jauh",
ujar pria yang gemar membaca buku sejak kecil dan selalu menyempatkan satu jam
sehari untuk membaca buku ini.
Ketertarikannya menekuni profesi
sebagai seorang Advokat sudah tertanam sejak kecil. "Karena sejak kecil
saya sangat mengidolakan adanya seorang Advokat yang gigih dalam memperjuangkan
tegaknya hukum, dan menegakkan kebenaran dan keadilan", tegas pria yang
bernama lengkap Iwa Asyarif ini. Pada masa kecil, ia ditempa oleh berbagai
kekerasan karena ia hidup dalam komunitas Buahbatu Boys Club (BBC) yang
kemudian berganti nama menjadi Buahbatu Course. "Jadi pada waktu itu, BBC
disebut suatu kumpulan anak-anak muda dan semuanya sekolah atau berpendidikan.
Kemudian dari situ ditambah lagi ayah saya seorang tokoh partai politik Partai
Nasional Indonesia, sehingga saya juga ada faktor keturunan menyenangi
pidato,"ujar pria yang supel dan ramah tiap bersua dengan setiap orang
ini.
Kisah Sukses Pengacara Advokat Jujur Hebat
Sebelum menjadi
seorang Advokat, Iwa diangkat terlebih dulu oleh Bupati Kabupaten Bandung pada
waktu itu, Kolonel Raden Haji Sumantri, sebagai Sekretaris Umum Badan
Komunikasi Penghayatan Kesatuan Bangsa (Bakom PKB). "Juga pada saat itu
Bapak Bupati menyarankan saya untuk kuliah di Fakultas Ilmu Sosial Politik
(FISIP). Akan tetapi ayah saya menyarankan sebaiknya jangan terjun didunia
politik, tapi terjun saja didunia hukum sehingga saya kuliah di Fakultas Hukum
Uninus", papar pria yang murah senyum dan kooperatif ini. Selepas kuliah
tahun 1978, ia terjun langsung didunia
hukum dengan dibantu dan didorong oleh para pengacara senior pada waktu itu,
termasuk dari (Alm) Bapak Mr. Yap Tian
Kiem seorang Advokat terkenal di Jakarta, sehingga ia membulatkan hati untuk
menjadi seorang Lawyer.
"Sebenarnya saya sudah praktek
dalam dunia hukum sebelum kuliah di Fakultas Hukum Uninus yaitu pada tahun 1974
dengan mengurus perkara pidana maupun perdata", ujar pria yang lulus
pengacara tahun 1979 ini. Bahkan sejak tahun 1976 ia sudah memulai sidang di
Pengadilan Negeri Bandung walaupun belum mendapat ijin resmi pengacara.
"Pada waktu itu saya mendapat bimbingan praktek hukum dari (Alm) Mr.
Astawinata, Dr. Iman B Kusumah SH, Mantan Sekretaris Daerah Pemerintah
Kabupaten Ciamis, Ruslan Harian Abdullah SH, sekarang menjadi Notaris, dan
banyak lagi yang membimbing saya termasuk Mansur Kartayasa SH., MH, yang
sekarang menjabat Hakim Agung Mahkamah Agung Republik Indonesia,"terang Iwa
sambil mengungkapkan bahwa sangat banyak orang yang mendukungnya menjadi
seorang Advokat termasuk dari keluarganya.
Dalam UU No.18 Tahun 2003 profesi
seorang Advokat setara sebagai penegak hukum lain seperti kepolisian,
kejaksaan, hakim, dan lembaga pemasyarakatan. "Jadi, kami adalah penegak
hukum bagian dari para penegak hukum lainnya yang sudah ada sejak lama,"
ungkap pria yang mengakui banyak mengalami suka maupun duka ketika menjadi
seorang Advokat. Selama menjalani profesinya, suka yang dirasakan Iwa adalah
banyak membantu orang yang mendapatkan kesulitan, walaupun tidak sedikit yang
masih belum dapat diberikan bantuan hukum karena beberapa faktor. Iwa sangat
menyadari bahwa profesinya sebagai seorang Advokat mengandung dan mengundang
bahaya seperti halnya wartawan, "bahkan bisa lebih berisiko dari wartawan.
Wartawan bisa berbahaya karena pemberitaan saja, sedangkan seorang Advokat bisa
berbahaya karena kata-kata dia yang terlontar di persidangan dan perbuatan-perbuatan
lainnya yang menyakitkan pihak lawan"ujar pria yang selalu terlihat
bersemangat dalam menjalankan aktifitasnya ini.
Dunia hukum di Indonesia, sampai
sekarang dilihat Iwa, secara umum, masih banyak terjadi penyimpangan hukum.
"Walaupun sudah dimulai adanya reformasi hukum kemudian supremasi hukum,
tapi masih banyak penyimpangan-penyimpangan hukum baik dikalangan institusi
maupun kalangan masyarakat", tutur pria yang selalu terlihat sederhana dan
enerjik ini. Menurutnya, pada masa reformasi sekarang ini hukum harus menjadi
panglima atau supremasi hukum, tetapi kenyataannya masih dapat dikuasai oleh
'kekuatan politik tertentu'. Hal ini mengakibatkan masih banyak terjadi
ketimpangan hukum, dan juga adanya benturan demokratisasi yang diterjemahkan
oleh masyarakat terutama orang-orang awam bahwa itu adalah kebebasan, dimana
mereka dapat melakukan sesuka hatinya dengan memakai alasan melakukan
demokratisasi yang ternyata banyak sekali tindakan anarkis dan ini bertentangan
dengan hukum, "sehingga sekarang di Indonesia timbul dilema antara
menegakkan hukum dan demokratisasi", ungkap pria yang selalu berpenampilan
sederhana dan rapi ini.
Keberhasilan dan kesuksesannya yang
kini diraihnya tak lepas juga berkat pengertian dan dukungan penuh dari keluarganya,
terutama isteri dan kelima anaknya. Dukungan mereka sangat berarti dalam
menunjang karirnya. Oleh sebab itu, ia berusaha menjadi suami yang baik untuk isteri tercintanya, dan
sekaligus ayah yang baik bagi kelima anaknya. Anak sulungnya bernama Heti
Hasanah SH sekarang menjadi Dosen Fakultas Hukum di Universitas Komputer
Indonesia dan juga seorang Advokat, serta lulus sebagai pengacara tahun 2000.
Lalu adik-adiknya mengikutinya kuliah di Fakultas Hukum Unpad yaitu anak
keempat bernama Heni Hanifah yang sedang
menyelesaikan skripsinya. Sedangkan anak bungsunya juga sekolah di Sekolah
Tinggi Hukum Bandung (STHB) yang bernama Herdian Hasanurohman. Adapun anaknya yang lain ada yang sedang
kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi yaitu Heni Hasanudin, dan di Fakultas
Ekonomi Unikom, Helmi Hasan Wakalam. Dalam mendidik anak-anaknya, Iwa selalu
menerapkan kepada mereka agar dapat hidup mandiri.
Ditanya mengenai kiat suksesnya, ia
menyatakan bahwa kesuksesan itu terletak pada membaca karena buku adalah gudang ilmu, sehingga kuncinya
adalah membaca. Jadi kalau orang gemar membaca maka dia akan terus menerus ada
masukan. Membaca apa saja, kalau dia tiap hari membaca koran, buku-buku yang
kita beli atau kita pinjam dari perpustakaan, setelah itu kita diskusikan.
Disamping itu juga harus membaca kitab-kitab agama terutama bagi muslim adalah
Al-Quran dan Al-Hadist, sehingga ada keseimbangan antara duniawi dan ukhrowi.
Karena pentingnya membaca untuk
meningkatkan sumber daya manusia, Iwa selalu menanamkan pada anak-anaknya dan
anak didiknya agar gemar membaca, "karena mendapatkan ilmu dibangku kuliah
sangat terbatas. Bayangkan ratusan ribu buku itu tidak mungkin bisa disampaikan
oleh dosen-dosen kepada mahasiswanya dalam waktu beberapa tahun, apalagi kualitas
dosen tidak qualified. Membaca buku
secara pelan-pelan saja minimal satu jam satu hari. Tapi bukan membaca buku
lalu hilang ilmunya tetapi harus ada ilmu yang tersimpan dalam memori, sehingga
kita mengerti dan memahami apa yang dibaca serta mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Tentu yang baiknya diambil dan yang buruknya
dibuang", ujar pria yang memiliki 2 orang cucu dan selalu berusaha bekerja
sebaik-baiknya untuk mencerdaskan anak didiknya.
Program Kadarkum (Keluarga Sadar
Hukum) yang beberapa tahun lalu ada merupakan program yang baik sekali dengan
tujuan menjelaskan kepada masyarakat mengenai hukum-hukum. Secara periodik
penegak hukum berkunjung kepada masyarakat di beberapa daerah, dan menjelaskan
mengenai hukum yang sedang dihadapi saat itu
oleh masyarakat seperti hukum tanah, dan lain-lain. Tetapi program
tersebut sekarang mulai terlihat lesu, sehingga ia berharap Program Kadarkum
harus lebih ditingkatkan lagi. Karena sosialisasi atas perundang-undangan harus
lebih diintensifkan, salah satunya lewat Program Kadarkum.
Sedangkan menyangkut banyaknya
kejahatan di Indonesia dewasa ini, Iwa berharap sikap para penegak hukum agar
dapat konsekuen, konsisten, dan memberikan teladan yang baik, sehingga
masyarakat dapat melihat kewibawaan hukum. Jadikanlah hukum ini sebagai
panglima atau supremasi hukum. Selain itu, ia berharap agar lebih banyak
didirikan pos bantuan hukum yang dapat melayani kepentingan masyarakat yang
tidak mampu. "Kalau mungkin pos bantuan hukum ada di tiap desa, kalau
tidak bisa minimal ada di tiap kecamatan yang dikelola oleh praktisi hukum yang
handal,"ujar pria yang baik hati ini yang
masih memiliki keinginan yang belum tercapai saat ini yaitu ingin aktif
di pos bantuan hukum tersebut. Sedangkan bagi pengusaha tidak bisa ke pos
bantuan hukum, mereka harus menghubungi kantor Advokat. Oleh sebab itu,
pemerintah harus lebih memperhatikan kepada institusi swasta yang mendirikan
pos bantuan hukum tersebut dengan membuat anggaran yang dapat menunjang
keberadaan dan kelangsungan hidup pos bantuan hukum tersebut. "Dengan
adanya pos bantuan hukum, jika ada orang-orang yang bersengketa mereka akan
datang ke pos tersebut sehingga bisa diselesaikan secara damai, tidak harus ke
pengadilan. Itu bisa mengurangi tingkat kriminalitas dan lebih cepat
ditangani"ujar pria yang bercita-cita kantor hukumnya berdampingan dengan
pos bantuan hukum dan sekaligus mengelolanya ini.
Didalam menjalani kehidupan, Iwa
mempunyai dan melaksanakan motto atau prinsip hidup dalam segala aktifitas dan
kegiatannya. "Motto hidup saya selalu berpedoman kepada Al-Quran dan
As-Sunnah walaupun saya bukan santri tapi saya senantiasa berusaha untuk
mengacu pada agama yang kami anut",papar pria yang rajin beribadah ini. Ia
menganggap hidup ini diibaratkan seperti air yang mengalir dan berpegang pada
Sunah Rasulullah SAW bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin, dan besok harus lebih baik dari hari sekarang. Misalnya kemarin ia
sedikit malas, tapi hari ini harus lebih giat lagi serta besok harus lebih giat
lagi dari hari ini. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda seorang muslim harus
meningkatkan keimanan yang grafiknya naik. "Itu adalah motto hidup saya,
menyikapi kehidupan dan tantangan hidup serta saya bekerja mencari nafkah
dengan niat ibadah sehingga merupakan bagian dari ibadah",tegas pria yang
berusaha meninggalkan nama baik setelah
meninggal nanti ini. Selain itu, ia tidak menganggap hidup ini mudah, karena
hidup ini penuh tantangan. Tapi ia juga tidak merasakan hidup ini sulit. Ia
bersikap biasa-biasa saja dalam menjalani hidup seperti air yang mengalir, yang
penting ia harus berpikir agar hari ini lebih baik dari hari kemarin dan besok
harus lebih baik dari hari sekarang.
Pesan untuk
Generasi Muda
Kepada generasi muda dan generasi
yang akan datang, ia berpesan agar mereka harus gemar membaca buku, kemudian
buku itu dimengerti dan dipahami serta diaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari sesuai bidangnya masing-masing, seperti bidang teknik, komputer,
bahasa, ekonomi, dan lain-lain. Disamping mereka beragama, mereka juga harus
memiliki suatu sikap sense of belonging
terhadap negara ini. Mereka harus mempunyai rasa nasionalisme tinggi dan
mencintai negara seperti sebuah ungkapan bahwa baik atau buruk itu negara kita
yang harus terus dipertahankan. Kebesaran Indonesia harus terus berkibar dimata
dunia. Selain itu, ia berharap agar generasi muda masa kini dan generasi
mendatang tidak mengalami hal-hal seperti yang dialami sekarang ini, yaitu
hal-hal yang benar-benar menyakitkan seperti banyak intervensi negara asing di
Indonesia, banyak korupsi, dan lain-lain.
Terakhir, ia berpesan kepada
generasi muda agar jangan cepat putus asa. Dalam persaingan yang ketat sekarang
ini seperti sulitnya mencari lapangan kerja, dengan banyak membaca buku bisa
menciptakan lapangan kerja. Menurutnya, generasi muda saat ini lebih
mendahulukan tindakan kekerasan atau demonstrasi daripada berdiskusi. Padahal
saat ini apapun keadaan di Indonesia harus banyak didiskusikan mengenai
solusinya bukan didemonstrasikan apalagi dengan cara anarkis. "Mereka juga
harus tetap pada jati diri sebagai bangsa Indonesia, seburuk apapun pimpinan
maka kita harus koreksi dengan cara yang baik, seperti dengan cara diskusi
untuk mencari solusi atas setiap permasalahan",tuturnya sambil menutup
perbincangan dengan Tim Profil.
Itulah kisah sukses pengacara advokat jujur hebat.
Semoga bermanfaat.
Baca juga : Kisah Sukses Dokter Teladan Terbaik Indonesia
Komentar
Posting Komentar