Kisah Pengusaha Sukses Usaha Percetakan Buku
Kisah Pengusaha Sukses Usaha Percetakan
Buku - Setiap manusia harus berusaha untuk mencapai apa yang diinginkannya.
Namun, semua usaha manusia tentu tak lepas dari kehendak Yang Maha Kuasa. Kita
boleh berusaha tapi Tuhan jualah yang menentukan. Keyakinan seperti ini
hendaknya juga harus tertanam di hati kita. Dengan demikian, kita tidak akan
mudah putus asa. Karena, semua keberhasilan adalah berkah dari Tuhan. Sedangkan
kegagalan mempunyai hikmah sendiri. Kegagalan tidak selalu berarti gagal.
Dibalik kegagalan ada suatu rencana Tuhan mungkin pada hari ini kita belum tahu
maknanya. Namun, satu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa setiap cita-cita
atau keinginan harus diwujudkan melalui perjuangan. Tidak hanya sekedar
berpangku tangan, menanti uluran tangan Tuhan. Itulah kata-kata yang tepat yang
dapat ditujukan pada pria bernama lengkap I Ketut Astawa, pria yang dikenal
sangat ulet dan tekun didalam mendalami suatu bidang keilmuan dalam menjalani kehidupannya,
yang kini menjadi Owner CV Acarya Media Utama, sebuah perusahaan yang bergerak
dalam bidang penerbitan dan percetakan buku.
Setiap bangsa yang maju adalah
bangsa yang mengutamakan pendidikan. Dengan pendidikan seseorang bisa menjadi
pribadi yang cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, dan bermartabat. Oleh sebab
itu, setiap manusia hendaknya mengutamakan dan memajukan aspek pendidikan bukan
hanya bagi diri sendiri tapi juga harus dirasakan oleh orang lain. Hal itu pula
yang dilakukan oleh pria yang akrab disapa Ketut Astawa ini. Dengan tekad dan
semangat ingin mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, ia mulai merintis
pendirian perusahaan bernama Eka Cipta Sarastawa, sebuah perusahaan jasa yang
bergerak dibidang suplai barang dan jasa grafika serta penyediaan bahan baku
percetakan.
Kemudian berawal dari pemikiran yang
adiluhung dan cita-cita yang luhur di atas, ia mengepakkan sayapnya di industri
penerbitan dan percetakan dengan mendirikan CV Acarya Media Utama. Perubahan
ini tidak praktis mengubah bagian luarnya saja, tetapi sebagai sebuah
perusahaan yang mengatasnamakan dirinya penerbit dan percetakan yang
berkualitas dan unggul, CV Acarya Media Utama tetap melandaskan dirinya pada
nilai-nilai Filosofi Jawa Kuno. Acarya yang dalam bahasa Sansekerta berarti Mahaguru,
berusaha memposisikan dirinya sebagai Media paling Utama dalam menciptakan
sebuah 'produk intelektual' yang berkualitas. Sebagai Mahaguru berarti harus
menjadi penuntun bagi setiap manusia dengan nilai-nilai kebenaran. Nilai-nilai
kebenaran inilah yang diharapkan terus menyinari setiap insan dalam
merefleksikan dirinya dengan sesamanya, alam, dan Tuhannya.
Pria yang dilahirkan di Tajun,
Singaraja-Bali ini, dilahirkan dari pasangan Made Pasek dan Ketut Sritep sebuah
keluarga sederhana dan pekerja keras yang bermata pencaharian sebagai petani.
"Semua keluarga saya ada di Bali, dengan menggeluti bidang pertanian dan
perkebunan, seperti cengkeh, kopi, dan lain-lain", ujar pria yang selalu
terlihat bersemangat sambil mengatakan keluarganya di Bali masih tertarik pada
bidang pertanian dan perkebunan.
Sedangkan latar belakang
pendidikannya, dimulai ketika Ketut Astawa masuk SD di Singaraja-Bali, kemudian
melanjutkan ke SMP Negeri 1 Singaraja. Selepas SMP, ia masuk ke SMA di
Singaraja hingga lulus dengan baik. Karena pada saat itu krisis harga cengkeh
sangat turun, "kemudian saya bekerja, di sebuah perusahaan penerbitan yang
namanya Ganesa Exact. Saya belajar di sana sebagai karyawan dan saya bekerja
tidak pandang bulu pekerjaan. Dari hal-hal sampai yang terkecil sekalipun saya
kerjakan dan pelajari serta menjadi hikmah tersendiri bagi saya, begini caranya
memegang orang gudang, orang produksi, orang keuangan, orang pemasaran, dan
lain-lain",tutur pria yang selalu terlihat enerjik dan sederhana ini.
Setelah dua tahun bekerja di
penerbitan Ganesa Exact, ia memiliki cukup uang hasil bekerjanya tersebut dan
digunakan untuk kuliah di Bandung mengambil D3 Manajemen Informatika. Sebelum
kuliah tersebut, ia sempat mengambil kursus-kursus seperti kursus komputer dan
sebagainya. Setelah mendapatkan gelar D3 kemudian ia melanjutkan ke S1 yang
diselesaikannya dengan baik.
Ketertarikannya pada bidang dunia
Akademis atau ruang lingkup Pendidikan sudah tertanam sejak kecil. Bahkan sejak
kecil ia bercita-cita ingin menjadi seorang akademisi. "Sejak kecil saya
bercita-cita menjadi seorang akademisi (lingkup pendidikan) tapi ternyata
dengan adanya usaha seperti sekarang masih ada hubungan dengan dunia akademis
dan pendidikan karena kita menciptakan buku-buku pendidikan anak didik dari
tingkat usia dini SD, SMP/sederajat, SMA/sederajat, perguruan tinggi bahkan
kita menciptakan juga buku-buku sebagai bahan referensi untuk life skill", ujar anak bungsu dari
enam bersaudara dan memiliki Kantor Pusat CV Acarya Media Utama di Jln. Rumah
Sakit No.58 Ujungberung Bandung serta Kantor Pembantu di Jln. Purwakarta No.128
Antapani Phone/Fax (022) 7200282 dan Jln. Awiligar Raya Kav 7 Bandung Phone/Fax
(022) 2509441 ini.
CV Acarya Media Utama sendiri berdiri
pada tanggal 21 September 2000 bertitik tolak pada pemikiran melihat beberapa
industri penerbitan yang masih adanya
kekurangan-kekurangan dari produk yang dihasilkan sehingga dari sana Ketut
Astawa berusaha menciptakan pelbagai produk buku pelajaran yang unggul dan
berkualitas tinggi.
Terbitnya buku-buku pelajaran yang diterbitkan oleh CV Acarya Media Utama
mendapat sambutan positif dari para guru dan siswa dengan dijadikan sebagai
buku pegangan / acuan bagi para siswa dan guru dalam proses belajar mengajar di
sekolah. Apalagi buku-buku pelajaran SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA terbitan CV
Acarya Media Utama sudah memenuhi standar mutu/kelayakan untuk digunakan dalam
proses pembelajaran dan mendapatkan standarisasi dari Departemen Pendidikan
Nasional melalui Pusat Perbukuan yang diperkuat dengan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2005 pada tanggal 25 Desember 2005.
CV Acarya Media Utama sebagai
perusahaan yang kini menjadi anggota IKAPI Cabang Jawa Barat ini, pertama kali
menerbitkan buku SD bidang studi Matematika dan IPS. Kemudian tahun kedua,
semua mata pelajaran SD dibuat, termasuk SMP dan SMA. Seiring dengan kebutuhan
dari berbagai kalangan masyarakat maka CV Acarya Media Utama juga mengembangkan
sayapnya ke buku-buku diluar buku pelajaran.
Pengembangan beberapa buku ini untuk
mengantisipasi lajunya media elektronika yang banyak menampilkan cerita-cerita
yang kurang sesuai dengan usia anak-anak terutama anak-anak ditingkat TK dan
SD, terlebih lagi kurangnya pendampingan orang tua ketika mereka mengonsumsi
cerita tersebut. Oleh sebab itu, CV Acarya Media Utama menerbitkan buku-buku
diluar buku pelajaran. Diawali dengan diterbitkannya buku cerita umum seperti
"Pelajaran Untuk Sang Pangeran". Buku cerita umum ini dikemas dengan
bahasa yang sederhana sehingga si anak (pembaca) dapat dengan mudah mencerna
isi buku tersebut. Selain buku tersebut, diterbitkan juga buku cerita yang
isinya memberi pengetahuan tentang sesuatu yang dapat membuat pembaca lebih
kreatif. Misalnya dalam buku "Di Balik Rumpun Bambu Ada Keindahan"
terdapat tips dan trik bagaimana memanfaatkan bambu dengan cara mengolahnya
menjadi sebuah topi.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan
Masyarakat Indonesia terhadap buku pelajaran dan buku diluar pelajaran, CV
Acarya Media Utama membuka kantor cabang/perwakilan diberbagai kota, yang
tersebar diseluruh pelosok Indonesia, yaitu Bali, Surabaya, Makasar, Kalimantan
Tengah, Pematang Siantar, NTB, NTT, Jawa Tengah, Bandung, DKI Jakarta, Banten,
Yogyakarta, Sumatera Barat, Lampung, Bengkulu, Kep. Bangka Belitung, Riau, dan
Medan.
Tujuh tahun sudah perjalanan CV
Acarya Media Utama dalam kiprahnya didunia penerbitan yang berkualitas.
Tuntutan keprofesionalan dalam berkreasi menciptakan pelbagai 'produk
intelektual' telah dilakukannya secara baik. 'Produk intelektual' yang
dihasilkannya merupakan media pembawa nilai-nilai kebenaran dan meningkatkan
sumber daya manusia Indonesia yang intelektual, cerdas, kreatif, dan
inovatif.
Kisah Pengusaha Sukses Usaha Percetakan
Buku
Ketut Astawa sangat bersyukur kepada
Tuhan YME karena sejak tahun 2000 sampai sekarang, ia bisa menjalankan dengan
baik usaha penerbitan dan percetakannya ini. Juga karena ia menyadari bahwa
eksistensi CV Acarya Media Utama sampai saat ini bukan karena dirinya semata tetapi
atas hasil kerjasama yang baik dengan para SDM yang tergabung di dalam CV
Acarya Media Utama selama beberapa tahun lamanya. Ia bersyukur pula bahwa SDM
nya menunjukkan loyalitas yang baik. Karena itu selain ke customer, ia juga
selalu menjaga keharmonisan yang baik dalam membina hubungan dengan para
karyawan. Dalam menjalin hubungan baik dengan para karyawan sampai tingkat bawah sekalipun, ia menggunakan
pendekatan secara kekeluargaan dan komunikasi yang baik, tapi tetap dalam hal
pekerjaan harus dilakukan secara profesional.
"Pada saat kita harus profesional, kita
profesional, dan pada saat kita kekeluargaan maka kita tetap bisa secara
kekeluargaan. Karena saya memandang bahwa karyawan disini bukan hanya sebagai
pekerja tapi sudah dianggap sebagai keluarga besar CV Acarya Media Utama",
kiat pria yang sangat peduli dengan kesejahteraan karyawannya ini. Dengan
kiat-kiat tersebut, ia berharap perusahaan yang dipimpinnya akan terus
berkembang dan maju serta mampu bersaing dengan perusahaan sejenis.
Saat ini, di CV Acarya Media Utama, Ketut
Astawa mempunyai SDM atau Karyawan, sebanyak kurang lebih 30 sampai 40 karyawan
di Bandung. Sedangkan kalau ditambah dengan yang ada dicabang-cabang ada
sekitar 150 karyawan. Untuk mensolidkan SDM di CV Acarya Media Utama,
perusahaan ini mempunyai struktur organisasi yang kompleks yang terdiri-dari
enam bagian, yaitu Bagian Keuangan, Bagian Personalia, Bagian Produksi, Bagian
Editorial, Bagian Pemasaran, dan Bagian Cabang. Masing-masing bagian tersebut
dipimpin oleh orang-orang yang ahli dibidangnya dan sekaligus sebagai tangan
kanan Direksi. Dengan adanya struktur organisasi dan pembagian tugas ini maka
aktifitas CV Acarya Media Utama semakin lancar, tertib, dan terarah.
Ditanya mengenai
keunggulan-keunggulan produk yang dihasilkan oleh CV Acarya Media Utama
sendiri, ia mengatakan bahwa perusahaannya selalu menghasilkan buku-buku yang
berkualitas, materi berkualitas, dan harga yang berkualitas. "Harga
berkualitas bukan berarti harga yang tinggi. Karena saya merasakan dulu,
sekolah saya sulit sekali mendapatkan buku dan buku itu sangat mahal. Nah,
bagaimana saya sekarang ini sebagai pengusaha buku disamping mencari profit
dapat membantu dengan harga tidak terlalu mahal, dengan kualitas
standarisasi", ujar pria yang memilih Bali sebagai tempat liburannya dan
sudah banyak mengalami sukaduka dalam mengelola usahanya dan pernah mengenyam
kuliah D3 dan S1 sambil kerja ini. Jadi, kuncinya, kami sebagai pengusaha
setidaknya dapat membantu program-program pemerintah dalam rangka mensukseskan
dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ditanya mengenai kiatnya dalam
menjalankan usahanya, ia berkata bahwa kiat pertama harus punya semangat dulu.
"Dalam semangat itu harus dilandasi dengan kita berpikir bagaimana kita
menciptakan anak-anak didik sebagai pangsa pasar apa keinginannya? Apa
kemauannya? itu yang saya lirik dulu, baru kita nanti dari sana tercipta sebuah
buku menurut keinginan mereka (sesuai pangsa pasar). Itu tadi dilandasi dengan
semangat, dan kemudian mempunyai kemauan. Dengan kemauan tersebut, kemudian
kita melakukan dengan tekun dan displin. Ketiga hal tersebut yaitu semangat,
kemauan, dilakukan dengan tekun dan disiplin kalau dilaksanakan mudah-mudahan
berhasil", ujar pria yang mengagumi tokoh Proklamator RI, Ir Soekarno ini.
Menyangkut masalah persaingan, Ketut
Astawa mengatakan bahwa dengan adanya beberapa penerbit yang bermunculan baik
yang besar maupun yang kecil, ia tidak melihat itu sebagai pesaing tapi ia
melihat sebagai kawan kerjasama dalam hal tujuan mulia yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Disinggung tentang Visi yang
diembannya, Ketut Astawa mengatakan ia tetap mendukung program pemerintah
mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga dengan Visi tersebut kita dapat
membantu program pemerintah dalam menuntaskan buta aksara minimal SD dan SMP.
Sedangkan Misinya sebagai seorang pengusaha, ia berusaha menciptakan CV Acarya
Media Utama menjadi penerbitan yang unggul dan berkualitas.
Karena bergerak di bidang
Penerbitan, kepada pemerintah, ia berharap agar membantu sarana dan prasarana
dibidang penerbitan, seperti bahan baku kalau bisa harganya dikurangi karena
kita inginnya kan buku murah dan dapat terjangkau. Selain itu, ia berharap
kepada pemerintah agar mengimplementasikan anggaran pendidikan sebesar 20
persen sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945, karena sangat dibutuhkan
baik oleh kalangan pendidikan maupun penerbitan buku-buku pendidikan.
Didalam menjalani kehidupannya, Ketut
Astawa memiliki prinsip/motto hidup 'selalu
berbuat positif dan bijaksana'. "Prinsip saya adalah bagaimana saya
sebagai seorang pribadi selalu berbuat dan berpikir positif, serta selalu
berbuat bijaksana setiap hari. Berpikir positif dan selalu bijaksana setiap
hari kalau mungkin setiap detik", tutur pria yang aktif di IKAPI dan KADIN
serta PPGI sejak tahun 2003 sebagai Anggota ini.
Dalam kehidupan berumahtangga, Ketut
Astawa menikah dengan Ketut Sarastini pada tahun 2000, dan saat ini telah
dikaruniai dua orang anak, 1 putra dan 1putri yang masih kecil. Anak sulungnya
laki-laki masih TK, dan anak keduanya masih berumur 1,3 tahun. Didalam membina dan membimbing keluarga, pria
yang dikenal ramah dan cekatan ini menerapkan motto 'Kualitas dan Selalu Bijaksana'.
Keberhasilan dan kesuksesannya yang
kini diraihnya tak lepas juga berkat pengertian dan dukungan penuh dari
keluarganya, terutama isteri tercintanya dan kedua anaknya. Dukungan mereka
sangat berarti dalam menunjang usahanya. Untuk itu, ia selalu berusaha menjadi
suami yang baik bagi isterinya, sekaligus ayah yang baik bagi anak-anaknya. Hal
itu dilakukannya dengan cara lebih mengutamakan kualitas pertemuan dengan
anggota keluarga daripada kuantitas. "Bertemu sejam atau dua jam bahkan
ditinggalkan selama dua hari, itu tak masalah yang penting kualitas
pertemuan",ujar pria yang walaupun masih muda berumur 33 tahun tapi sudah
meraih kesuksesan ini.
Terakhir, kepada generasi muda, Ketut
Astawa berpesan agar setelah lulus akademis atau kuliah berusaha menciptakan
lapangan kerja dengan modal semangat, kemauan, dan tekun serta disiplin. Selain
itu, kepada generasi muda agar selalu berpikir positif dan selalu bijaksana
setiap saat. "Mudah-mudahan bila semua itu dilakukan, cita-cita bisa
tercapai", pesan pria yang rajin dan cerdas ini sambil menutup
perbincangan dengan Tim Profil.
Demikianlah kisah pengusaha sukses usaha percetakan buku.
Semoga artikel ini bisa memberikan manfaat.
Baca juga : Pengusaha Modal Nol Omzet Miliaran
Komentar
Posting Komentar