Sukses Berwirausaha Di Usia Muda
Sukses Berwirausaha Di Usia Muda - Di setiap wilayah dan tempat biasanya muncul wirausahawan muda yang tangguh. Seperti di daerah Gorontalo yang merupakan tempat kelahiran pria bernama lengkap Rahmat Latief Bialangi. Lalu siapakah Rahmat Latief Balangi ini? Dia hanyalah seorang pemuda desa biasa yang ingin hidup mandiri dan terbiasa bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selama perjalanan waktu berbekal dari itulah, pada saat dewasa ia mampu menjadi pengusaha yang berhasil di usia muda belia. Adapun bidang usaha yang ditekuninya sekarang ini adalah bisnis pariwisata tour and travel atau biro perjalanan wisata
dengan perusahaan yang dimilikinya bernama Andrasta Tour And Travel.
Perlahan tapi pasti, usaha jasa pariwisata yang dikelolanya semakin berkembang pesat. Kantornya yang beralamat di daerah Kabupaten Pinrang sukses membawanya jadi salah seorang pengusaha yang berhasil dalam bidang usaha pariwisata dengan keuntungan bersih sebesar Rp 1,5 milyar lebih pertahun. Kini namanya tercatat dalam sejarah sebagai salah seorang pengusaha sukses di usia muda tanpa modal uang sedikitpun. Hal ini patut menjadi kebanggaan bagi diri dan keluarga.
Rahmat Latief dibesarkan dalam keluarga pedagang yang sederhana dan pas-pasan. Ayahnya seorang pedagang kaki lima yang memiliki penghasilan sangat kecil. Sehingga untuk meringankan beban ekonomi keluarga atau memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari keluarga seringkali Rahmat ikut berjualan kue, es, nasi kuning dll. Hal itu sudah dilakukan sejak sekolah dasar. Barang dagangan tersebut ditawarkan ke semua teman sekolah hingga ditawarkan secara keliling kampung. Sebuah perjuangan untuk membantu beban ekonomi keluarga. Lalu apa yang didapat dari hasil berjualan kue, nasi kuning dan es itu? Tentu saja ia memperoleh uang komisi hasil penjualan dari pemilik makanan tersebut.
Sukses Berwirausaha Di Usia Muda
Pada waktu ia berjualan makanan seperti nasi kuning, kue dan es seringkali ia diolok-olok oleh teman seusianya. Namun ia tidak pernah merasa malu dan canggung. Ia yakin kehidupan harus dijalani dengan keras agar nanti bisa hidup bahagia dan kaya raya. Di saat anaj seusianya duduk di bangku sekolah dengan tenang justeru Rahmat harus berjibaku berdagang makanan. Tapi ia tetap mensyukurinya. Ia merasa bangga dapat mempunyai uang saku dari jerih payah sendiri. Jika teman seusianya mereka hanya bisa mendapatkan uang dari pemberian orangtua mereka. Dari sinilah sudah jelas, orang sukses biasanya dimulai ketika mereka yang diolok-olok oleh masyarakat sekitar seperti Rahmat, ataupun Nabi Muhammad SAW ketika menyebarkan agama Islam.
Praktis jiwa wirausaha telah terbentuk dalam diri Rahmat sejak kecil. Sehari-hari Rahmat kecil berpindah dari satu kampung ke kampung lain demi menjajakan es, kue dan nasi kuning yang dijualnya. Tak banyak penghasilan yang didapat hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Rutinitas usaha kecil-kecilan itu tidak lantas membuatnya lupa belajar. Rahmat tetap fokus belajar di sekolah selain belajar ekonomi di kehidupan nyata. Prestasi sekolah Rahmat cukup baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan julukan yang melekat padanya sebagai bintang kelas atau selalu meraih ranking satu yang terus menerus disandangnya dari kelas satu SD sampai lulus sekolah dasar. Prestasi di sekolah seiring dengan prestasi keuangan di dunia nyata.
Selepas lulus sekolah dasar kemudian ia melanjutkan studi ke sebuah SMP hingga ke sekolah SMA bernama Pesantren Al Falah Daerah Gorontalo. Lalu lulus dari sana, ia meneruskan pendidikan tinggi di Universitas Muslim Indonesia di daerah Kota Makasar. Pria yang dilahirkan pada tanggal 28 Maret 1989 ini pada awalnya berencana mengambil jurusan ekonomi di Universitas Muslim Indonesia. Namun ayahanda dan ibunda tercinta menolaknya dan menganjurkan agar Rahmat mengambil jurusan sastra bahasa inggris agar lebih tampil terhormat. Dengan alasan ingin menghormati orangtua tercinta maka dengan senang hati Rahmat mengambil jurusan sastra inggris sesuai keinginan orangtuanya.
Setiba di Kota Makasar setiap hari Rahmat berjalan kaki menuju kampusnya. Hal ini tak terlepas dari niat baiknya untuk membahagiakan kedua orangtuanya dengan menjalani masa kuliah di Universitas Muslim Indonesia. Adapun jarak tempat kostnya dengan kampus sekitar satu kilometer. Mental petarung, penuang, sabar dan gigih sudah melekat erat sejak kecil sehingga menjadi sebuah tabiat kebiasaan. Hal tersebut membuat ia sangat enteng menjalani kehidupan kuliahnya. Di tempat kuliah, pria yang tampan ini meraih prestasi yang cukup membanggakan seperti nilai IPK sangat tinggi.
Lulus dari kuliah, ia mulai menekuni usaha jasa pariwisata dengan sangat fokus. Pengalaman berbisnis sejak kecil ia terapkan hingga usaha jasanya berkembang maju. Sekarang ini keuntungan dari bisnis jasa perjalanan pariwisata sekitar satu milyar lebih pertahun. Uang sebesar itu lebih dari mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Hingga Rahmat Latief bisa menjalankan ibadah umrah ke tanah suci Mekah dan bisa rekreasi ke berbagai negara di luar negeri.
Itulah kisah Rahmat yang Sukses Berwirausaha Di Usia Muda. Semoga bermanfaat.
dengan perusahaan yang dimilikinya bernama Andrasta Tour And Travel.
Sukses Berwirausaha Di Usia Muda |
Perlahan tapi pasti, usaha jasa pariwisata yang dikelolanya semakin berkembang pesat. Kantornya yang beralamat di daerah Kabupaten Pinrang sukses membawanya jadi salah seorang pengusaha yang berhasil dalam bidang usaha pariwisata dengan keuntungan bersih sebesar Rp 1,5 milyar lebih pertahun. Kini namanya tercatat dalam sejarah sebagai salah seorang pengusaha sukses di usia muda tanpa modal uang sedikitpun. Hal ini patut menjadi kebanggaan bagi diri dan keluarga.
Rahmat Latief dibesarkan dalam keluarga pedagang yang sederhana dan pas-pasan. Ayahnya seorang pedagang kaki lima yang memiliki penghasilan sangat kecil. Sehingga untuk meringankan beban ekonomi keluarga atau memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari keluarga seringkali Rahmat ikut berjualan kue, es, nasi kuning dll. Hal itu sudah dilakukan sejak sekolah dasar. Barang dagangan tersebut ditawarkan ke semua teman sekolah hingga ditawarkan secara keliling kampung. Sebuah perjuangan untuk membantu beban ekonomi keluarga. Lalu apa yang didapat dari hasil berjualan kue, nasi kuning dan es itu? Tentu saja ia memperoleh uang komisi hasil penjualan dari pemilik makanan tersebut.
Sukses Berwirausaha Di Usia Muda
Pada waktu ia berjualan makanan seperti nasi kuning, kue dan es seringkali ia diolok-olok oleh teman seusianya. Namun ia tidak pernah merasa malu dan canggung. Ia yakin kehidupan harus dijalani dengan keras agar nanti bisa hidup bahagia dan kaya raya. Di saat anaj seusianya duduk di bangku sekolah dengan tenang justeru Rahmat harus berjibaku berdagang makanan. Tapi ia tetap mensyukurinya. Ia merasa bangga dapat mempunyai uang saku dari jerih payah sendiri. Jika teman seusianya mereka hanya bisa mendapatkan uang dari pemberian orangtua mereka. Dari sinilah sudah jelas, orang sukses biasanya dimulai ketika mereka yang diolok-olok oleh masyarakat sekitar seperti Rahmat, ataupun Nabi Muhammad SAW ketika menyebarkan agama Islam.
Praktis jiwa wirausaha telah terbentuk dalam diri Rahmat sejak kecil. Sehari-hari Rahmat kecil berpindah dari satu kampung ke kampung lain demi menjajakan es, kue dan nasi kuning yang dijualnya. Tak banyak penghasilan yang didapat hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Rutinitas usaha kecil-kecilan itu tidak lantas membuatnya lupa belajar. Rahmat tetap fokus belajar di sekolah selain belajar ekonomi di kehidupan nyata. Prestasi sekolah Rahmat cukup baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan julukan yang melekat padanya sebagai bintang kelas atau selalu meraih ranking satu yang terus menerus disandangnya dari kelas satu SD sampai lulus sekolah dasar. Prestasi di sekolah seiring dengan prestasi keuangan di dunia nyata.
Selepas lulus sekolah dasar kemudian ia melanjutkan studi ke sebuah SMP hingga ke sekolah SMA bernama Pesantren Al Falah Daerah Gorontalo. Lalu lulus dari sana, ia meneruskan pendidikan tinggi di Universitas Muslim Indonesia di daerah Kota Makasar. Pria yang dilahirkan pada tanggal 28 Maret 1989 ini pada awalnya berencana mengambil jurusan ekonomi di Universitas Muslim Indonesia. Namun ayahanda dan ibunda tercinta menolaknya dan menganjurkan agar Rahmat mengambil jurusan sastra bahasa inggris agar lebih tampil terhormat. Dengan alasan ingin menghormati orangtua tercinta maka dengan senang hati Rahmat mengambil jurusan sastra inggris sesuai keinginan orangtuanya.
Setiba di Kota Makasar setiap hari Rahmat berjalan kaki menuju kampusnya. Hal ini tak terlepas dari niat baiknya untuk membahagiakan kedua orangtuanya dengan menjalani masa kuliah di Universitas Muslim Indonesia. Adapun jarak tempat kostnya dengan kampus sekitar satu kilometer. Mental petarung, penuang, sabar dan gigih sudah melekat erat sejak kecil sehingga menjadi sebuah tabiat kebiasaan. Hal tersebut membuat ia sangat enteng menjalani kehidupan kuliahnya. Di tempat kuliah, pria yang tampan ini meraih prestasi yang cukup membanggakan seperti nilai IPK sangat tinggi.
Lulus dari kuliah, ia mulai menekuni usaha jasa pariwisata dengan sangat fokus. Pengalaman berbisnis sejak kecil ia terapkan hingga usaha jasanya berkembang maju. Sekarang ini keuntungan dari bisnis jasa perjalanan pariwisata sekitar satu milyar lebih pertahun. Uang sebesar itu lebih dari mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Hingga Rahmat Latief bisa menjalankan ibadah umrah ke tanah suci Mekah dan bisa rekreasi ke berbagai negara di luar negeri.
Itulah kisah Rahmat yang Sukses Berwirausaha Di Usia Muda. Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar